Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Membumikan Aksara Jawa Melalui Batik

Membatik berarti mengabadikan pesan penting. Membatik sama halnya dengan mendokumentasikan pesan penting. Nah pesan penting itu adalah Aksara Jawa, yang merupakan karya luhur nenek moyang.

REKAYOREK.ID Museum Mini Nusantara Jambangan Surabaya bersama SMK Sainstren Al Hasan Surabaya, yang beralamat di Karah IV Surabaya, pada Sabtu siang menggelar pelatihan membatik dengan tema “Batik Surabaya Beraksara Jawa”. Acara ini diikuti oleh siswa siswi dan guru guru SMK Sainstren.

Kegiatan pelatihan membatik aksara Jawa ini adalah wujud partisipasi warga masyarakat Surabaya dalam mendukung membumikan Aksara Jawa di Surabaya. Sejak 24 Oktober 2023 Aksara Jawa sudah mulai mewarnai Balai Kota Surabaya dan disusul oleh kantor kantor di lingkungan pemerintah kota lainnya. Kini turut serta menyemarakkan Aksara Nusantara adalah Museum Mini Nusantara Jambangan Surabaya dan SMK Sainstren Al Hasan Surabaya.

Museum Mini Nusantara adalah sebuah wahana sebuah tempat tinggal yang disulap menjadi tempat mengekspos karya karya Nusantara yang dikoleksi oleh warga Jambangan Syari Zaidun, khususnya batik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sementara SMK Sainstren adalah sekolah kejuruan yang menampung siswa siswi dari keluarga tidak mampu, berkebutuhan khusus secara sosial dan ekonomi serta broken home family. Karenanya sekolah ini gratis untuk mereka.

Suasana membatik Batik Surabaya Beraksara Jawa. Foto: nanang

 

Untuk memberi skill kepada mereka agar mampu bersaing dalam dunia kerja, sebuah pelatihan Membatik Beraksara Nusantara (Jawa) digelar. Pelatihan ini bertujuan untuk memberi keterampilan selama mereka dididik di Saintren. Diharapkan pula mereka berkemampuan di masa depan dan dapat bersaing dalam dunia kerja.

Menurut Syariah Usman Zaidun, pengelola Mini Museum Mini Nusantara, kegiatan ini akan memberi warna dalam karya budaya Surabaya. Syari, bagitu panggilan akrab Syariah Usman Zaidun, yang sudah malang melintang berkeliling Nusantara mulai dari Sabang sampai Merauke, berharap akan lahir karya batik Surabaya yang menjadi potret budaya lokal sekaligus nusantara.

“Membatik berarti mengabadikan pesan penting. Membatik sama halnya dengan mendokumentasikan pesan penting. Nah pesan penting itu adalah Aksara Jawa, yang merupakan karya luhur nenek moyang”, jelas Syariah Zaidun di sela sela kegiatan siswa yang sedang membatik.

Motif Batik Surabaya Beraksara Jawa yang cerah beragam warna simbolisasi multikulturlisme Surabaya. Foto: nanang

 

Lebih lanjut Syariah mengatakan bahwa motif batik Surabaya, yang sudah ada selama ini, dapat dipadu padankan dengan tampilan aksara Jawa menjadi motif khas Batik Surabaya Beraksara Jawa. Tulisan aksara Jawanya bisa berbunyi kata kata khas Surabaya seperti Wani, Bersih, Bonek, Semanggi dan lain lain.

Yang kelihatan terlibat dalam kegiatan pelatihan membatik ini tidak hanya siswa siswi SMK Sainstren, tapi juga dari kalangan guru guru. Mengawali kegiatan ini, hadir pula lurah Karah, Krisna, yang mengapresiasi kegiatan kolaborasi antara sekolah, warga masyarakat, komunitas dan pemerintah.

Lurah Karah Krisna dalam pembukaan acara Pelatihan Membatik Aksara Jawa. Foto: Begandring

 

Sosok penggerak budaya Surabaya, yang menginisiasi lahirnya Raperda Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan dan Kepahlawanan Kota Surabaya, A. Hermas Thony, hadir dalam kegiatan membatik aksara Jawa ini. Di balik kegiatan membatik aksara Jawa ini, Thony adalah salah satu dari inisiator dan sekaligus penggerak hadirnya Aksara Jawa di Surabaya.

Thony dalam sambutannya mengapresiasi keikutsertaan warga masyarakat Jambangan dalam menyambut hadirnya Aksara Jawa di Surabaya. Menurutnya SMK Sainstren adalah lembaga sekolah pertama di Surabaya yang melakukan aktualisasi dalam membumikan aksara Jawa di Surabaya.

“Semoga kegiatan budaya ini bisa diikuti oleh sekolah sekolah lainnya di Surabaya”, kata A Hermas Thony.

Thony menjelaskan bahwa sebelumnya ia sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf, bahwa dari sektor pendidikan, akan ada langkah langkah nyata untuk melanjutkan membumikan Aksara Jawa di Surabaya.

Miron dari Miron Production Netherlands mengabadikan proses membatik beraksara Jawa yang dihadiri penggerak budaya Surabaya, AH Thony. Foto: nanang

 

Kegiatan karya budaya membatik ini juga dihadiri oleh seorang produser film dokumenter dari Belanda, Miron, yang bernaung dalam produksi film Minor Production. Sebelumnya di tempat terpisah, Miron menandatangani piagam budaya antar komunitas “Rekonsiliasi Budaya Indonesia Belanda”. Bahwa melalui budaya Aksara Jawa akan terbina hubungan dan kerjasama budaya antara Indonesia dan Belanda.

Dalam pelatihan membatik aksara Jawa pada Sabtu, 17 November 2023, mereka membatik pada lembar kain yang didesain untuk hijab untuk perempuan dan udeng ikat kepala untuk laki laki. Dari hasil batik itu selanjutnya akan menjadi prototype kain batik Surabaya beraksara Jawa yang berikutnya akan dikembangkan sebagai produk lokal dari Jambangan untuk Surabaya.@nanang

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...