Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Batu Bata Jadi Bukti Sejarah Peradaban Manusia

REKAYOREK.ID Dalam sejarah peradaban manusia batu bata merah menjadi bagian dari bahan bangunan yang paling penting

Dalam catatan sejarah, bata merah sudah digunakan sejak 7000 SM.

Membuat batu bata pada bangsa Mesir kuno biasanya mencampur dengan jerami ke dalam adonan tanah liat. Campuran jerami ini dianggap memperkuat batu bata secara struktural, sehingga tidak mudah pecah.

Batu bata umumnya digunakan bangsa Mesir untuk membangun area permukiman dan bangunan publik. Untuk bangunan besar seperti kuil dan piramida mereka tetap menggunakan batu kapur berukuran besar.

Proses pembuatan bata merah pada manusia jaman dahulu tidak jauh berbeda dengan saat ini. Batu bata dibuat dari adonan tanah liat yang dicampur air. Adonan yang terlihat seperti lumpur diaduk hingga kental dan dicetak dengan cetakan kayu. Kemudian dijemur hingga kering di bawah teriknya sinar matahari. Setelah batu bata setengah jadi dianggap cukup kuat, selanjutnya dibakar.

Batu bata dibakar di dalam tungku perapian dengan temperatur yang sangat tinggi. Batu bata yang dibakar menjadi lebih kuat dan mampu digunakan untuk membuat bangunan-bangunan tinggi.
Dengan menggunakan batu bata bisa menghasilkan bangunan permanen dan tahan lama.

Batu bata bakar biasa digunakan oleh bangsa India, Cina, Romawi dan juga bangsa yang mendiami wilayah Nusantara.

Di India juga situs pra-sejarah menggunakan bata merah. Bukti yang masih dapat dilihat hari ini di reruntuhan seperti Harappa Buhen dan Mohenjo-daro. Peradaban Lembah Sungai Indus atau Harappa merupakan peradaban kuno yang membentang dari Sungai Indus di Pakistan dan Sungai Gangga di India. Peradaban Indus berlangsung selama ribuan tahun, muncul sekitar 3300 SM dan mengalami kemunduran sekitar 1600 SM.

Di Cina, batu bata yang digunakan pada Abad ke-2 SM sebuah situs dekat Xian. Bata merah diproduksi pada skala yang lebih besar di bawah dinasti Zhou Barat sekitar 3.000 tahun yang lalu, dan bukti untuk beberapa pertama adanya batu bata yang pernah diproduksi telah ditemukan di reruntuhan zaman dinasti Zhou.

Buku The carpenter’s manual Yingzao Fashi diterbitkan tahun 1103 M pada saat dinasti Song menjelaskan proses pembuatan batu bata dan teknik pembuatan kaca hingga penggunaannya. Selama abad abad ke-17 teks ensiklopedik Tiangong Kaiwu, proses produksi batu bata dari Dinasti Ming Cina.

Di Eropa, batu bata masih dibuat dengan tangan sampai pada akhir tahun 1885. Setelah revolusi industri pecah, mesin pembuat batu bata akhirnya diperkenalkan ke dunia. Produksi batu bata yang biasanya hanya berkisar 36.000 buah per minggu menjadi meningkat pesat pada tahun 1925 yang bisa memproduksi hingga 12.000 batu bata per hari.

Sementara itu, di London pada era Victoria, batu bata dipilih untuk menjadi bahan bangunan karena cuaca yang berkabut tebal dan bata merah lebih mudah terlihat ketika digunakan. Meskipun jumlah pigmen merah dari tanah liat dan proses pembakaran batu bata berkurang, tetapi merah tetap menjadi warna yang paling diinginkan.

Di Indonesia, bangunan candi dengan bahan batu bata mendominasi di Jawa Tmur dan Sumatra. Peradaban Nusantara dianggap cukup maju dalam menggunakan batu bata merah yang dibakar, sehingga bangunan candi ini berumur lebih dari 10 abad.

Kompleks Candi Trowulan, Jawa Timur seperti Candi Tikus, Candi Brahu, Gerbang Bajang Ratu, hingga Gerbang Wringin Lawang, menunjukkan bahwa perjalanan sejarah batu bata merah benar-benar sebuah perjalanan sejarah peradaban manusia hingga kini.

Bahan yang digunakan batu bata dengan ukuran bervariasi, panjang antara 23 sampai 26 cm, lebar 14 sampai dengan 15,5 cm dan tebalnya 3,5 cm sampai 4,5 cm. Bata pada masa lampau memiliki kualitas yang lebih baik dari bata pada masa sekarang. Dikarenakan tanah liat yang digunakan disaring sampai benar-benar tidak ada komponen lain selain tanah liat, misalnya pasir. Selain itu, terdapat ”isian” di dalam bata, biasanya berupa sekam. Maksud dari isian supaya bata kuat. Perekatan antar batu bata menggunakan sistemkosod.

Sistem kosod merupakan sistem perekatan bata dengan cara menggosokkan bata dengan bata lain dimana pada bidang gosokannya tersebut diberi air. Sistem ini juga dapat ditemukan pada situs-situs di Jawa Timur dan masih dapat ditemukan di daerah Bali. Perekatan bata yang menggunakan sistem kosod menyebabkan perekatan antar bata akan bertambah erat dari tahun ke tahun.@pulung

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...