Brosur Berbahasa Jawa Sudah Ada di Surabaya
REKAYOREK.ID Dalam berbagai Kongres Bahasa dan Aksara Jawa, yang pernah dan yang akan digelar, tiga provinsi: Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu terlibat, baik sebagai panitia maupun peserta. Pada Kongres Bahasa Jawa ke VII pada akhir November 2023, Jawa Tengah bertindak sebagai tuan rumah dan akan diadakan di Surakarta.
Sasaran pembahasan oleh komisi komisi pun sudah teragenda. Ada hal penting bagi Jawa Timur, khususnya kota Surabaya. Yaitu tentang Standarisasi penggunaan bahasa Jawa dengan mempertimbangkan keragaman di dalam bahasa Jawa. Keragaman ini tentunya muncul Bahasa Jawa Surabaya (Bahasa Jawa Sub Dialek Surabaya).
Di Surabaya, seiring dengan hadirnya program TV oleh Stasiun TV lokal di Surabaya, JTV, pada 2003, penggunaan Bahasa Suroboyoan (Bahasa Jawa sub dialeg Surabaya) mulai mencuat dan menjadi viral pada saat itu. Program TV, yang umumnya bersifat audio visual, memang lebih mengedepankan audio (suara) dan visual (gambar), bukan teks atau tulis.
Secara audio, pemirsa atau audience disuguhi suara hasil pembacaan naskah (voice over) oleh narator atau presenter. Aksentuasi (accent), pengucapan (pronunciation) dan intonasi (intonation) serta penekanan (stressing) inilah yang pada akhirnya bisa membedakan keragaman bahasa Jawa.
Dari cara narator dan presenter mengucapkan, menekan, berintonasi dan aksentuasinya (gaya), akhirnya dapat dibedakan Jawa Mataraman atau Jawa Surabaya.
Tetapi jika masuk pada cara tulis (menyimbolkan bahasa dalam aksara latin) Surabaya tidak bisa membedakan antara bunyi “O’ pada kata “soto” dan “kaca”. Jika ditulis dalam gaya Suroboyoan, misalnya untuk caption, maka semua ditulis “soto”, dan “koco”. Padahal suara “O” bisa membedakan arti.
Pengunaan Bahasa Jawa melalui media brosur menjadi pemajuan bahasa jawa. Foto: nanang
Tentu masalah penulisan dalam Bahasa Jawa sub dialeg Surabaya akan terus berjalan jika tidak ada kesepakatan dalam bentuk convention dalam sebuah kongres.
Inilah keragaman bahasa Jawa jika nantinya, kongres bahasa Jawa mendatang menghasilkan rekomendasi langkah convention untuk hadirnya Bahasa Jawa sub dialeg Surabaya. Isue ini sudah diagendakan dibahas oleh Komisi I (Komisi Perlindungan). Yaitu Standarisasi penggunaan bahasa dan aksara Jawa dengan mempertimbangkan keragaman di dalam bahasa Jawa.
Brosur Berbahasa Jawa
Menjelang Kongres Bahasa Jawa VII, seorang kawan yang juga peserta kongres sesama tim dari Jawa Timur, Diaz Nawaksara, mendapatkan brosur layanan kesehatan mata yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Mata Undaan di Surabaya.
Cukup menarik ketika media ini secara langsung mendapat brosur itu dari petugas informasi yang sedang bertugas kerika media ini mendatangi RS Mata Undaan. Begandring.com juga secara langsung ditemui Bimoadi, Kepala Humas dan Marketing rumah sakit mata.
Menurutnya brosur berbahasa Jawa ini sudah ada ketika ia masuk sebagai pegawai rumah sakit pada 2020.
“Saya tidak tahu persis kapan brosur dengan penggunaan Bahasa Jawa ini digunakan. Yang jelas bahwa penggunaan bahasa Jawa ini digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif”, jelas Bimoadi yang ditemui di area Informasi RS Mata Undaan.
Di lingkungan Peneleh Undaan dan sekitarnya ini memang masih banyak warga Jawa berusia sepuh menjadi pasien”, jelas Bimoadi yang ditemui di area Informasi RS Mata Undaan.
Kebanyakan mereka beretnis Jawa. Bimoadi menambahkan bahwa brosur dengan penggunaan bahasa Jawa dipandang lebih praktis dan efektif dalam penyampaian pesan.
Setelah mengamati bahasa yang digunakan, kembali dipertanyakan bahasa yang digunakan dalam brosur itu apakah gaya Mataraman ataukah gaya Surabayaan.
Seiring dengan harapan Kongres bahwa bahasa jawa harus bisa berkembang, maka dalam perkembangannya perlu mengidentifikasikan keragaman dalam kedaerahan. Sehingga nantinya bahasa Jawa sesuai budaya lokalnya masing masing akan bisa seperti bahasa Inggris. Ada Inggris British, ada Inggris Amerika, ada Inggris Australia dan lain sebagainya.
Sebagaimana perkembangan bahasa Inggris maka akan teridentifikasi adanya Bahasa Jawa Mataraman, bahasa Banyumasan, dan Bahasa Jawa Surabayan.@nanang