Pandean Lor Rumah Kontrakan Soekeni Juga Tempat Lahir Soekarno?
Raden Soekeni Sosrodihardjo adalah ayahanda Soekarno. Dulu ngontrak di kampung Pandean semasa bekerja sebagai guru. Karena ada dua Pandean, Pandean Penilih dan Pandean Lor, maka jadilah pertanyaan di Pandean yang mana Soekarno dilahirkan pada 6 Juni 1901?
REKAYOREK.ID Sekarang, jika bicara kampung Pandean Surabaya seolah sudah identik dengan kampung lahir Soekarno karena di Pandean IV terdapat rumah lahir Bung Karno (RLBK), yang sudah dianggap sebagai rumah bersejarah dan cagar budaya.
Karena bersejarah itu, pemerintah kota Surabaya membelinya dan kini dipersiapkan untuk dijadikan sebuah museum. Persiapan persiapan sudah dilakukan. Renovasi rumah juga sudah berjalan. Termasuk upaya mengoleksi benda benda dan memoir Bung Karno kecil dan muda ketika masih di Surabaya.
Keyakinan ini berangkat dari hasil riset Peter A Rohi (alm) dari Soekarno Institut pada 2010. Dari hasil penelitian itu, ia membuat sebuah laporan yang intinya memberitakan bahwa Bung Karno lahir di Pandean IV no 40 Surabaya.
Sejak itu, rumah tersebut menjadi perhatian warga. Bahkan akhirnya pemerintah kota Surabaya bergeming untuk membelinya. Semula ditawarkan Rp 4 milyar oleh si pemilik, akhirnya setelah sekitar 7 tahun, rumah dengan ukuran 5 X 15 meter itu dibeli seharga Rp 1,2 milyar.
Mulai bulan Juli 2022, rumah itu direnovasi untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai museum Bung Karno. Kedepan, museum ini akan mempertegas bahwa Soekarno lahir di Pandean.
Sayangnya sumber literasi, yang mengatakan bahwa Soekarno lahir di kampung Pandean, sangat terbatas.
Hanya hasil penelitian Peter A. Rohi dengan sumber dari karya Nurinwa Hendrowinoto, pakar sejarah dan antropolog UGM, yang memberitakan bahwa Soekarno lahir di Pandean.
Temuan menurut Nurinwa ini pernah diseminarkan di Balai Pemuda Surabaya pada 28 Agustus 2010.
Sementara banyak buku buku dan bahkan Soekarno sendiri tidak menyebut dimana tempat lahirnya, kecuali nama kotanya, kota Surabaya. Misalnya di buku nikahnya dengan Hariyatie, dalam pidatonya di Universitas Padjadjaran Bandung, buku karya Cindy Adam dalam “Penyambu g Lidah Rakyat Indonesia”.
Atas temuan dan berita bahwa lahirnya Soekarno di kampung Pandean IV, sejauh ini dapat dipercaya dan diterima selama belum ada temuan lain tentang tempat persis kelahiran Soekarno.
Namun, jika ada petunjuk baru yang dapat dipertanggung jawabkan, bukan tidak mungkin akan ada penyesuaian dan koreksi atas temuan selama ini. Yaitu di Pandean IV/40 Surabaya.
Ada dua Pandean di Surabaya
Raden Soekeni Sosrodihardjo adalah ayahanda Soekarno. Keterkaitan dengan kampung Pandean adalah karena Soekeni kontrak rumah di sana (Pandean) untuk mendekati tempat ia bekerja sebagai guru. Sekolahan itu ada di Sulung, namanya Hollsndsch Inlandsche School (HIS) Soeloeng. Sulung dan Pandean hanya dipisahkan oleh sungai Kalimas.
Karena ada dua Pandean, Pandean Penilih dan Pandean Lor, maka jadilah pertanyaan di Pandean yang mana Soekarno dilahirkan pada 6 Juni 1901?
Berdasarkan peta peta lama (1898, 1924 serta ilustrasi kota 1275 (Von Faber) ada Pandean Lor. Letaknya di utara Pandean IV. Jika Pandean IV masuk wilayah administrasi kelurahan Peneleh. Sedangkan Pandean Lor (nama Pandean Lor sudah tidak ada lagi di peta Surabaya sekarang) berada di wilayah administrasi kelurahan Pabean Cantian). Pandean IV dan Pandean Lor berjarak sekitar 750 meter dan dipisahkan oleh jalan Jagalan. Keduanya sama sama menghadap sungai Kalimas.
Ketika alasan Soekeni adalah kedekatan antara sekolah dan tempat tinggal ketika mencari rumah kontrakan, maka letak Pandean gang IV jika dibandingkan dengan Pandean Lor, yang jauh lebih dekat adalah Pandean Lor.
Sayang nama kampung Pandean Lor, sebagaimana tertulis dalam peta peta lama, sudah tidak ada lagi. Kawasan Pandean Lor ini sudah berganti nama menjadi Semut gang I, II, III dan IV. Mulut mulut yang Semut dan Sulung ini saling berhadap hadapan. Keduanya menghadap Kalimas.
Di masing masing tepian Kalimas di kedua deretan gang ini terdapat dermaga dermaga sungai. Di dermaga dermaga sungai inilah dulu pernah ada jasa penyeberangan (tambangan) sungai yang kala itu disebut Overvaart.
Dari Sulung Gang II dan III yang membujur ke barah, ketemu dengan jalan Sulung Tengah yang menuju ke sekolahan Hollandach Inlandsche School yang ada di jalan Pollackstraat, kini Sulung Sekolahan.
Jadi, akses jalan dari Pandean Lor ke sekolahan sangat tertata dengan baik, mulai dari penyeberangan sungai hingga jalan jalan kampungnya. Rumah rumah yang berdiri di gang gang Sulung dan Semut juga sudah terencana sebagai komplek perumahan di eranya.
Pandean Lor dan Raden Soekeni
Penelusuran ini adalah upaya sajian pandangan alternatif, yang dibuat berdasarkan pada logika dan data. Secara logis, Pandean Lor jauh lebih dekat ke Sulung, dimana sekolah HIS Sulung berada, daripada dari Pandean Peneleh.
Kedekatan ini menjadi pilihan ketika secara ekonomi Raden Soekeni bukanlah orang yang berada, yang mampu membeli sepeda angin sebagai alat transportasi sederhana untuk berangkat dan pulang mengajar. Apalagi Soekeni adalah orang baru di Surabaya. Logikanya, ia masih mengandalkan berjalan kaki untuk mobilisasi kegiatan, utamanya mengajar.
Karena mengandalkan jalan kaki, maka dipillihlah lokasi yang tidak merepotkan dirinya. Adalah jarak yang dekat dan ketersediaan utilitas publik mulai jalan kampung, jalan kota dan penyeberangan sungai baik tambangan maupun jembatan.
Di sana pernah ada Overvaart (tambangan) dan Soeloeng brug (jembatan Sulung) yang menghubungkan Pandean Lor dan Sulung.
Rumah rumah di kedua perkampungan ini sudah disetting sebagai perumahan. Ini terlihat dari adanya beberapa rumah tua yang tertata dan terdesign dengan teratur, baik di dalam kampung maupun di tepi jalan.
Meski ada logika dan data yang lebih masuk akal jika dikaitkan dengan keberadaan Raden Soekeni di Pandean Lor, tapi sejauh ini tidak (belum) ada petunjuk bahwa Raden Soekeni pernah kontrak di Pandean Lor. Bukan tidak mungkin, suatu hari akan ditemukan petunjuk yang dapat dipertanggung jawabkan tentang keberadaan Raden Soekeni di Pandean Lor.@nanang