Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Albert Fish, Pemakan Daging Manusia Yang Membunuh 100 Bocah #1

Dengan langkah terseok karena tubuhnya yang renta, lelaki tua dieksekusi mati di kursi listrik. Pria itu mengakui telah membunuh 100 bocah. Sebagian, dia makan dagingnya.

Albert Fish, menjadi legenda pembunuh dan pemakan daging manusia paling mengerikan di Kota New York. Dia memulai karier pembunuhan sejak umur 54 tahun. Dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun, hampir 100 bocah jadi korbannya.

Fish divonis hukuman mati meski dokter jiwa juga memvonis bahwa lelaki itu sakit jiwa. Fish adalah sosok yang terobsesi dengan rasa sakit. Sejak kecil, dia sudah suka melukai dirinya sendiri. Termasuk, menusuk tulang pinggulnya dengan jarum besi yang panjang.

Kisah ini dimulai dari Edward Budd. Dia adalah pemuda 18 tahun. Budd rajin bekerja. Sejak muda, dia telah memutuskan untuk berbuat sesuatu agar bisa keluar dari kemelaratan keluarganya.

25 Mei 1928, dia memasang iklan di sebuah surat kabar New York World edisi Minggu. Isinya: Anak muda, 18 th, mencari pekerjaan di daerah sini, Edward Budd, 406 West 15th Street.

Budd anak muda yang baik dan ingin sekali bekerja membantu keluarganya. Dia tinggal di rumah petak yang kumuh, pengap, bau dan penuh sesak karena dihuni oleh ayah, ibu dan empat adiknya. Dia ingin bekerja di tempat yang udaranya segar dan bersih.

Minggu berikutnya, 28 Mei, ibunya yang gemuk, Delia, mendapatkan seorang tamu.

Pintu rumahnya diketuk oleh seorang kakek. Kepada Delia, kakek itu memperkenalkan dirinya dengan nama Frank Howard, seorang petani di Farmingdale, Long Island.

Kepada Delia, Pak Tua Howard ingin bertemu dengan Budd. Dia mau bertanya tentang iklan mencari kerja yang dipasang Budd.

Delia menyuruh Beatrice, adik Budd yang berumur 5 tahun untuk mencari Budd dan mengatakan ada orang yang menunggunya.

Pak Tua itu berseri-seri. Dia memberi Beatrice sekeping uang logam.

Saat menunggu Budd, Delia mempunyai kesempatan untuk lebih mengenal Pak Tua itu. Howard mempunyai wajah yang ramah. Rambutnya sudah penuh uban. Kumisnya yang lebat juga sudah beruban.

Kepada Delia, Pak Tua itu bercerita bahwa dia telah 10 tahun bekerja sebagai dekorator interior di kota. Setelah pension, dia membeli tanah pertanian dengan uang tabungannya.

Dia mempunyai enam anak yang dibesarkannya sendiri. Itu karena istrinya kabur lebih dari 10 tahun yang lalu.

PETANI SUKSES

Frank bercerita, pertaniannya sukses. Dia dibantu anak-anaknya, lima pekerja dan seorang koki dari Swedia.

Selain pertanian, dia juga punya beberapa ratus ayam dan setengah lusin sapi perah. Dia sekarang sedang mencari pengganti untuk salah seorang pekerjanya yang pergi.

Saat itu Budd datang. Kemudian, pemuda itu berkenalan dengan Pak Tua Howard yang langsung memuji badan Budd yangn terlihat sehat dan kuat.

Budd mengatakan bahwa dirinya adalah pekerja keras. Itu yang membuat bentuk badannya jadi bagus.

Pak Tua Howard menawarkan gaji 15 dolar seminggu. Tanpa banyak kata, Budd menerima. Dia gembira karena kesempatan kerja terbuka.

Pak Tua Howard juga menawarkan teman Budd, yang bernama Willie untuk ikut bekerja di sana. Setelah itu, Pak Tua Howard pamitan karena ada keperluan dan berjanji akan datang lagi hari Sabtu untuk menjemput Budd.

Anak-anak Delia gembira. Begitu juga Budd. Dia senang karena akan bekerja pada seorang lelaki tua yang datang begitu cepat sejak dia memasang iklan. (bersambung)

***

*) Tulisan Feature dengan gaya bercerita (story telling) ini disadur dari sumber berikut:

  • New York Daily News,
  • New York Times,
  • Harold Schechter (Pocket Books, 1990)
  • The Show of Violence (Doubleday, 1949)
  • Dr. Fredric Wertham (Doubleday, 1949)
  • Mel Heimer (Pinnacle Books , 1971).

Sumber lain yang digunakan adalah:

  • Martingale, Moira, Paperback St. Martin. 1993.
  • Schechter, Harold, dan David Everitt, The A-Z Encyclopedia of Serial Killers. Buku Saku. 1996.

Direkomendasikan:

  • Harold Schecher’s, Deranged sebagai buku paling komprehensif tentang masalah Albert Fish.
Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...