Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Bahu Laweyan #14

Gendro Swara Pati Bersemayam di Organ Intim

Oleh: Jendra Wiswara

Di Surabaya, Nunuk hidup damai. Tenang. Damai. Tanpa pasangan. Tanpa ada insiden. Meski dalam hati Nunuk masih mendamba sosok pria untuk mengisi kekosongan hidupnya.

Sayangnya cap bahu laweyan membuyarkan angan-angannya. Baginya, bahu laweyan telah menjadi tempat untuk mengeksekusi atau menghukum orang.

Tidak semua orang layak dihukum. Suami-suaminya terdahulu tidak layak dihukum. Mungkin, hanya Ki Rogo Jampi yang layak dihukum.

Namun, sampai kapan Nunuk akan terus-terusan seperti ini. Hidup dalam kesendirian. Padahal sebagai seorang manusia, dia layak untuk memiliki pendamping hidup dan tentunya keturunan.

Nunuk mengenangkan pengalaman-pengalaman menikahnya. Kejadian demi kejadian itu membuatnya takut. Dia berusaha menutupi wajahnya. Tak kuasa membayangkan kematian suami-suaminya.

Suasana batinnya mau berontak dan menjerit. Tapi urung dilakukan. Sebab dinding-dinding kamar dapat mendengar suara jeritannya. Yang kemudian terdengar dari luar kamar. Kemudian orang akan mengira Nunuk kesurupan.

“Apakah aku harus hidup seperti ini. Sampai kapan?” Nunuk berbisik pada dirinya sendiri.

“Sampai korban ketujuh, Nuk!” Tiba-tiba suara tanpa wujud menyahuti.

“Kamu lagi. Entah apakah aku harus berterima kasih padamu karena tewasnya Ki Rogo Jampi atau sebenarnya kau musuhku,” balas Nunuk.

“Aku adalah aku. Aku akan terus ada dalam tubuhmu,” jawabnya.

“Namamu siapa?” Nunuk bertanya.

“Namaku banyak. Tapi aku sering dijuluki Gendro Swara Pati,” kata suara tanpa wujud itu.

“Gendro Swara Pati,” Nunuk mengulangi kata-katanya seakan ingin mengingat nama tersebut.

“Iya.”

“Lalu apa yang kamu mau dari aku?”

“Aku hanya mau bersemayam di tubuhmu. Itu saja.”

“Bersemayam di tubuhku. Di bagian mana dari tubuhku yang kamu huni?” Tanyanya lagi.

“Di bagian organ intimmu.”

Nunuk buru-buru memegang organ intimnya untuk memastikan keberadaan makhluk gaib tersebut.

“Aku tidak dalam bentuk fisik. Tidak bisa kamu raba, Nuk!” Jawab Gendro.

“Apakah kamu juga yang membuatku kuat dalam berhubungan intim?”

“Aku menggunakan kekuatanku untuk memburu mangsa-mangsaku. Aku menggunakan ragamu, Nuk!” Seru Gendro.

“Apakah aku dikutuk?”

“Itu istilah orang saja. Kamu tidak dikutuk. Aku hanya bersemayam saja di tubuhnya,” Gendro mengulangi kata-katanya.

“Mengapa kamu bunuh semua suami-suamiku?”

“Karena mereka menganggu.”

“Menganggu! Mereka suamiku sah. Mereka bukan penganggu!”

“Aku bersemayam di organ intimmu. Bukankah itu menggangguku jika kalian berhubungan intim,” balas Gendro.

“Kamu bisa pergi dari ragaku.”

“Tidak bisa. Aku hanya akan pergi jika sudah mendapatkan tujuh korban.”

“Bukankah suami-suamiku mati karenamu. Apakah itu tidak cukup!” Seru Nunuk dengan nada tinggi.

“Masih lima orang, Nuk!” Balas Gendro dengan tenang.

Nunuk terdiam. Emosinya yang sempat memuncak perlahan mulai reda. Nunuk kembali bertanya pada Gendro.

“Apakah aku masih bisa punya keturunan?”

“Kamu masih bisa memiliki keturunan jika aku sudah pergi dari ragamu.”

“Bukahkah aku pernah punya suami, apakah itu tidak cukup untukku memiliki keturunan?”

“Selama masih ada aku di tubuhmu, kau tidak akan bisa memiliki keturunan.”

“Bagaimana seandainya aku tidak menikah, apakah kamu akan tetap ada di tubuhku?”

“Aku akan selamanya di tubuhmu. Aku tidak akan menganggu kamu. Tapi aku akan selalu ada jika kamu butuh bantuanku. Selama ada aku di tubuhmu, kamu akan memiliki kemampuan linuwih. Bukankah kamu pernah mengobati orang sakit?” Gendro memastikan.

“Iya, tapi aku tidak tahu caranya. Orang itu tiba-tiba saja sembuh.”

“Itu karena aku yang memberikan kekuatan padamu, Nuk. Kamu bisa melakukan apa saja dengan kekuatan yang kamu miliki,” imbuh Gendro.

“Seandainya aku ingin kamu pergi dari ragaku, aku harus mencari tumbal dua orang lagi!” Kali ini Nunuk ingin memastikan lagi.

“Benar. Setelah tujuh orang mangsa, aku akan pergi dari ragamu.”

“Bukankah banyak laki-laki penjahat seperti Ki Rogo Jampi yang bisa kamu habisi nyawanya. Para koruptor juga penjahat yang merugikan rakyat, mereka bisa kamu habisi,” pinta Nunuk.

“Tapi apakah mereka menikah denganmu. Aku hanya memangsa korbanku jika mereka telah menjadi suamimu,” balas Gendro.

Nunuk kembali terdiam. Memikirkan semua kata-kata Gendro Swara Pati. Untuk bisa menikah lagi, dia harus menumbalkan dua nyawa agar terbebas dari godaan makhluk halus tersebut. Sedangkan Nunuk tidak sanggup untuk melakukannya. Itu sama saja dia menghabisi nyawa orang tersebut dengan tangannya sendiri.

Tiba-tiba dalam bayangan Nunuk muncul sosok Ki Rogo Jampi. Laki-laki benar-benar biadab dan layak untuk mati. Yah, andai saja semua laki-laki seperti Ki Rogo Jampi, mungkin saja Nunuk bersedia membunuh demi terbebas dari belenggu Gendro Swara Pati. Sayangnya, dia tidak tega melakukannya. Apalagi terhadap laki-laki yang dicintai.

“Menikah adalah mengikat diri dalam ikatan suci. Saya menikah karena saling mencinta. Meskipun ada suami yang awalnya menikah karena perjodohan orangtua, namun lambat laun kami pasti disatukan dalam kasih. Apakah saya harus menumbalkan orang terkasih agar bebas dari Gendro Swara Pati. Tidak, saya tidak sanggup melakukannya. Di satu sisi saya memang ingin sekali menikah dan memiliki keturunan. Tapi untuk membunuh dan menumbalkan nyawa manusia, tidak pernah ada dalam pikiran saya.”

***

Nunuk kini semakin paham dengan dunia makhluk halus. Setiap malam sebelum tidur, Nunuk selalu berkomunikasi dengan Gendro Swara Pati.

Selain itu, Nunuk mulai dapat berintraksi dengan semua makhluk halus. Nunuk dicintai dan disukai oleh para makhluk halus, mulai jin jahat hingga jin baik.

Beberapa kali Nunuk pernah mengobati orang sakit, dari sakit berat hingga ringan. Dari mulai sakit diguna-guna hingga sakit biasa.

Nunuk juga memiliki kemampuan menangkal teluh atau santet. Tidak sedikit orang-orang datang padanya untuk meminta pertolongan akibat santet.

Selain itu, Nunuk bisa memberi solusi pada orang-orang yang sedang dilanda kesusahan mulai usahanya yang nyaris bangkrut hingga bangkrut.

Andai Nunuk bersedia terbuka pada semua orang, dia bisa saja menjadi paranormal hebat. Bahkan lebih hebat dari Ki Rogo Jampi yang bisa menebak orang. Sayangnya, Nunuk tidak mau membuka kemampuannya itu pada setiap orang.

Memang banyak orang yang datang padanya untuk meminta pertolongan. Hampir semua ditolak. Namun diam-diam Nunuk dari kejauhan menggunakan kemampuannya untuk menolong orang tersebut.

“Saya tidak mau orang mengetahui kemampuan yang saya miliki. Biarlah saya saja yang tahu. Saya memang sering dimintai tolong untuk mengobati dan menangkal teluh. Saya selalu bilang tidak bisa. Kalau saya lihat masalah mereka berat, saya tetap bilang tidak bisa. Tapi saya diam-diam akan membantu mereka dari kejauhan. Untuk mengatasi masalah orang-orang, saya sering berkomunikasi dengan Gendro Swara Pati. Dan untungnya, Gendro Swara Pati selalu bersedia membantu. Ya, saya mulai berdamai dengan makhluk halus.”

[bersambung]

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...