Disbudpar Jatim Kembangkan Daksa Budaya, Semua Orang Bisa Akses Data-data Kebudayaan
Aplikasi ini dirancang ke arah preferensi web-based yang dipilih. Termasuk kemudahan dalam akses dan jangkauan yang lebih luas. Sebab, setiap pengguna tidak perlu untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu.
REKAYOREK.ID Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur mendukung pemajuan budaya di provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa.
Untuk dapat mengakses data-data kebudayaan di Jawa Timur bisa melalui aplikasi web-based Daksa Budaya yang diluncurkan pada 12 Desember 2022 lalu.
Di aplikasi tersebut terdapat berbagai peta sebaran Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), sarana dan prasarana, tenaga budaya, lembaga kebudayaan, event budaya, ekonomi kreatif budaya, dan warisan budaya takbenda di setiap daerah di Bumi Mojopahit.
Dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Hudiyono, UU memberikan implikasi kepada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani di bidang kebudayaan, untuk memberikan perhatian khusus pada pelindungan kebudayaan. Salah satu adalah pendataan kebudayaan.
“Ya, inovasi ini berdasar pada amanat undang-undang (UU) nomor 5/2017. Tentang pemajuan kebudayaan,” kata Hudiyono, Sabtu (22/7/2023).
Diakui Hudiyono, sebelumnya belum terdapat sistem yang berisi basis data dari pendataan kebudayaan di Jawa Timur. Sehingga inovasi itu diberikan untuk merombak kondisi pendataan kebudayaan di provinsi itu. Khususnya OPK yang belum tertib dalam administrasi.
Melalui UU nomor 5/2017 ditopang dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 87/2021, maka dapat dilakukan pencantuman data dinamis untuk memetakan dampak kebudayaan terhadap ekonomi di masyarakat akar rumput. Seperti di 10 OPK, SDM Kebudayaan, lembaga, pranata kebudayaan, hingga sarana dan prasarana Kebudayaan.
Empat kategori ini akan dilakukan entri data oleh petugas penginput data di kabupaten/kota yang telah ditunjuk oleh Disbudpar Jatim. Serta OPD kebudayaan kabupaten dan kota setempat.
Kemudian terdapat tim verifikator akademisi lintas keilmuan dari Universitas Airlangga (UNAIR) dan juga Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dengan keberadaan verifikator itu, data-data yang ada dapat disortir.
“Bisa dikembalikan apabila belum memenuhi persyaratan kepatutan dan kelayakan data. Salah satunya ditinjau dari deskripsi data budaya,” ungkap Hudiyono.
Aplikasi yang dikembangkan itu, memberikan dukungan terhadap infrastruktur dan suprastruktur. Berupa sistem integrasi untuk meng-input data-data budaya yang akan dilakukan pooling.
“Penginput cukup membuka aplikasi, kemudian dapat memasukkan data sesuai yang diminta dalam laman web. Kemudian setelah data diinput, tim verifikator yang terdiri atas tim akademisi akan menggunakan aplikasi untuk melakukan proses verifikasi data yang dimasukkan oleh petugas kabupaten/kota yang ditunjuk,” bebernya.
Hal ini menjadi keunggulan tersendiri dari aplikasi tersebut. Karena dirancang lebih ke arah preferensi web-based yang dipilih. Termasuk kemudahan dalam akses dan jangkauan yang lebih luas. Sebab, setiap pengguna tidak perlu untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu.
“Daripada aplikasi yang menggunakan antarmuka melalui APK yang diunduh melalui Google Play Store atau Apple App Store, web-based lebih diandalkan. Karena lebih mudah diakses di perangkat manapun,” jelasnya.
Target inovasi aplikasi web-based Daksa Budaya Jawa Timur itu, untuk memenuhi Nawa Bhakti Satya kesembilan: “Mewujudkan harmoni sosial, alam dan lingkungan hidup serta melestarikan kebudayaan”.
Khususnya pada butir tiga berbunyi: “inventarisasi data kesenian tradisional dan adat budaya lokal”. Daksa Budaya sebagai suatu aplikasi pendataan kebudayaan dapat diharapkan menjadi suatu platform data digital yang akan menyebarluaskan data kebudayaan secara masif kepada masyarakat.
Juga dapat menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah melalui dinamika data budaya yang disajikan oleh kabupaten maupun kota di Jawa Timur.
Selain itu, fleksibilitas dan kemudahannya, sebagai bentuk publikasi data dari kebudayaan di Jawa Timur, Daksa Budaya Jawa Timur diharapkan dengan mudah dibagikan di platform jejaring media sosial.
Para pelaku, pemerhati, akademisi, dan unsur-unsur budaya dan seniman lain di Jawa Timur, dapat mengakses dan menyebarluaskan progress yang dilakukan oleh Disbudpar Jatim dan OPD Kebudayaan di kabupaten/kota.
Aplikasi ini dapat secara terbuka diakses melalui laman daksabudaya.com. Siapa saja bisa mengakses laman ini.@