Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Jasa Kahin Untuk Indonesia

REKAYOREK.ID George McTurnan Kahin menjadi satu-satunya mahasiswa asing yang menyaksikan bagaimana Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat, 19 Desember 1948, terbentuk. Saat itu, George Kahin masih berstatus mahasiswa program doktor Universitas The John Hopkins, AS. Ia tiba di Indonesia untuk riset lapangan berkaitan disertasi doktoralnya. Ia belajar bahasa Indonesia pada tahun 1944 di Universitas Stanford, AS, sebagai persiapan AD AS untuk diterjunkan ke Indonesia menghadapi pasukan Jepang.

Namun, rencana penerjunan batal karena Jenderal MacArthur diperintahkan Washington untuk langsung ke Filipina. George Kahin sendiri tak sempat dikirim AD AS ke Indonesia. Namun, sejak mengikuti kursus bahasa Indonesia di Stanford itu, Kahin menjadi tertarik pada Indonesia. Dalam otobiografinya bertajuk ‘Southeast Asia: A Testament’ (2003), Kahin bercerita dirinya melanjutkan pendidikan ke studi doktoral di Universitas The John Hopkins usai masa dinas di AD AS berakhir pada Oktober 1945.

Ia sangat tertarik pada revolusi Indonesia. Berkat bantuan Claire Holt di Kemenlu AS saat itu, Kahin bisa bertemu dengan pelaut miskin asal Indonesia yang terdampar di AS, Sapin Binali. Claire yang menolong Sapin. Claire sangat bersimpati pada perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada 11 Juni 1948, George Kahin berangkat dari Pelabuhan New York ke Indonesia. Di kapal, ia bertemu Kees van Mook, putra Hubertus Johannes van Mook, gubernur jenderal terakhir Hindia-Belanda. Sebagaimana ayahnya, Kees sangat bersimpati pada pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Pada 14 Juli 1948 Kahin pertama kali tiba di Batavia (Jakarta) usai transit di Singapura. Dua pekan kemudian, 2 Agustus 1948, Kahin bertemu Van Mook. Kepada Kahin, Van Mook menyatakan dukungan pada Republik Indonesia tapi di bawah pemerintahan federal menginduk pada Kerajaan Belanda. Van Mook beralasan, kekuatan republik yang baru lahir tidak akan kuat mengendalikan Indonesia secara sendirian.

Sikap Van Mook berbeda dari geng militer Belanda pimpinan Simon Spoor. Melalui kepala intelijennya, Letkol Van Lier, Spoor memerintahkan interogasi panjang pada Kahin demi mencegahnya ke Jogjakarta. Untungnya, Kahin berhasil menemukan jeep bekas pasukan Inggris di Jakarta.

Akhir Agustus 1948, mengendarai jeep Kahin menuju ke wilayah Republik berpusat di Jogjakarta. Ditemani Letnan Sutrisno dari laskar Republik, Kahin dibawa dari Kebumen ke Jogjakarta. Teriakan ‘Merdeka’ dari Kahin sukses menghapus kecurigaan warga terhadapnya di sepanjang perjalanan.

Laporan Kahin tentang situasi Jogjakarta yang dimuat di Far Eastern Survey pada 23 Februari 1949 menceritakan secara lengkap. Jogjakarta ternyata tak pernah dikuasai Belanda secara utuh. Namun Belanda menawan Sukarno, Hatta, Hadji Agus Salim, Mohammad Natsir, Frits Laoh, Djuanda, Leimena, Ali Sastroamidjojo dan Kusnan.

Sedangkan Sukiman dan Supeno berhasil lolos. Sukiman melanjutkan pemerintahan republik di Jawa Timur. Penasehat Hatta, Masdoelhak Nasution, Dokter Hendromartono dan pegawai Kementerian Dalam Negeri Sumarsono, ketiganya ditembak Belanda di rumah masing-masing di Jogjakarta. Sementara itu, Batalyon Kemal dari Siliwangi melakukan serangan bertubi-tubi ke posisi Belanda di Jogjakarta pada 9 Januari 1949.

George Kahin punya keakraban secara personal dengan para pendiri bangsa Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Mohammad Roem dan Sjafruddin Prawiranegara.

Saat di Jogja pada bulan Desember 1948, Kahin acap bertemu mereka. Ia dievakuasi dari Jogja bertepatan dengan serangan Belanda yang pada saat sama PDRI dibentuk di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 19 Desember 1948.

Namun, pada 6-10 Januari 1949, Kahin kembali ke Jogja. Ia ditangkap aparat dinas intelijen Belanda pada 9 Januari 1949 di Jogja, lalu ia dipaksa kembali ke Batavia. Sejarah kemudian mencatat, laporan Kahin di Far Eastern Survey pada Januari 1949 tentang PDRI kemudian membuka mata dunia internasional, bahwa Republik Indonesia masih ada dan perjuangan bangsa Indonesia terus berlanjut. Itulah salah-satu jasa Kahin.@

*) Artikel ditulis Rosdiansyah, Peneliti asal Surabaya

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...