Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Kampung Kantung Kesenian

REKAYOREK.ID Bersua dengan cak Pardi Artim yang sedang bergandeng renteng genjrang-genjreng dengan Bb. Jon.

Kedua musisi angkatan 70 an ini benar-benar tabah menjaga jiwa musiknya. Sehingga apapun yang mereka mainkan menjadi nuansa beda di telinga para penikmatnya.

Kalau mendengar cak Pardi dan Bb. Jon memetik gitar terasa sekali bahwa masa lalu itu penuh isyarat-isyarat hidup yang disakralkan. Sehingga diksi liriknya menyatu dengan kehidupan musiknya.

Sewaktu saya masih di sekolah dasar, rumah saya di kampung tengah kota. Di Kaliasin dan disekitarnya ada kampung Mergoyoso, Pelemahan, Kedung Rukem, Kedung Turi dan lain-lain.

Di kampung-kampung ini banyak orang-orang beken yang hidup di tengah-tengah masyarakat kampung semacam ini. Diantaranya ada: Pardi Artim, Abu (bass gitar Gembels), Hari (Drummer Gembels), Mus Muliadi, Mus Mujiono.

Mereka hidup di kampung membaur dengan segela kesederhanaannya. Bahkan saya dan teman-teman dulu sering sewa komik di persewaannya cak Abu.

Pardi Artim termasuk musisi yang paling beruntung. Dia benar-benar jadi saksi dalam mengawal kehidupan kampung lewat warna-warna musiknya yang bermuatan balada.

Tahun 70 an dia sudah bergabung dengan Maryono Jazz. Gabung dengan grup band balada Gembels, gabung dengan Gombloh (Lemon Trees), gabung dengan kelompok sandiwara Srimulat THR, Surabaya, Rasio band.

Karya-karya lagunya juga cukup banyak cuma kurang terpublikasi.

Menurut Bb. Jon, “Gombloh juga banyak mendapat keberuntungan dari banyak inspirasi dan larik melodynya Pardi”.@

*) Ditulis Achmad Zainuri

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...