Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Koin Sura-Baya Masih di Surabaya

Ternyata, meski Indonesia sudah merdeka yang ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, tapi pemerintah Belanda masih berada di Indonesia, termasuk di Surabaya. Pada 1948, ketika ulang tahun Ratu Wilhelmina ke 60 dan ulang tahun kenaikan tahta ke 50, di Surabaya digelar parade militer besar besaran.

REKAYOREK.ID Koin langka bergambar lambang kota Surabaya, hiu dan buaya, dari era kolonial ternyata masih ada di Surabaya. Koin ini bukan uang, tapi koin penghargaan atau medali khusus, yang dikeluarkan pada momen momen tertentu misalnya pernikahan, ulang tahun, kenaikan tahta dengan interval waktu seperti 12,5 tahunan, 25 tahunan, 40 tahunan dan 50 tahunan.

Adapun koin langka bergambar lambang kota Surabaya, hiu dan buaya, adalah penanda momen peringatan kenaikan tahta Ratu Wilhelmina di Surabaya pada 1938. Tepatnya peringatan kenaikan tahta Ratu Wilhelmina yang ke 40.

Ratu Wilhelmina, yang lahir dengan nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau pada 31 Agustus 1880 di Den Haag, naik tahta pada usia belia, 10 tahun, tepatnya pada 1890.

Ternyata, meski Indonesia sudah merdeka yang ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, tapi pemerintah Belanda masih berada di Indonesia, termasuk di Surabaya. Pada 1948, ketika ulang tahun Ratu Wilhelmina ke 60 dan ulang tahun kenaikan tahta ke 50, di Surabaya digelar parade militer besar besaran. Melihat ramainya gelar parade militer itu, Surabaya Indonesia seolah belum merdeka. Tahun 1948 termasuk masa masa agresi militer.

Di tahun itu (1948), justru pada peringatan 60 tahun usia Wilhelmina dan 50 tahun kenaikan tahta, pemerintah gemeente Surabaya masih merayakan besar besaran. Bahkan gemeente Surabaya juga mengeluarkan koin khusus berlambang ikan hiu dan buaya , termasuk buku khusus berbahasa Melayu tentang Ratu Wilhelmina.

Parade militer dalam rangka peringatan 50 tahun kenaikan tahta Ratu Wilhelmina di Surabaya pada 1948. Foto: repro

 

Namun, peringatan besar di Surabaya pada 1948 itu menjadi anti klimak bagi Ratu Wilhelmina karena sang Ratu justru sangat galau. Negeri koloni yang sangat dicintainya, Hindia Belanda, segera lepas dari pangkuannya karena negeri yang ia cintai telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Sebelum negeri yang dicintainya itu lepas dari pangkuannya, tepat pada 4 September 1948, Ratu Wilhelmina ternyata turun takhta dengan alasan kesehatan. Kemudian tahta Kerajaan Belanda diserahkan kepada putrinya, Juliana. Setelah turun takhta, Wilhelmina menghabiskan wasa tua di Istana Het Loo dan jarang tampil di depan publik, mengurung diri.

Selanjutnya, pada 27 Desember 1949, dilaksanakan upacara penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia di Amsterdam dan di Jakarta. Di Istana Dam, Amsterdam, penyerahan kedaulatan ditandai dengan penandatanganan dokumen oleh Ratu Juliana (pengganti Wilhelmina) dan Perdana Menteri Mohammad Hatta.

Kini, di tahun 2022, sisa dan bukti puncak peringatan 50 tahun usia Wilhelmina dan 40 tahun kenaikan tahtanya sebagai Ratu Kerajaan Belanda masih ada di Surabaya. Pingin tau?

The History of Surabaya

Jika pingin tahu sisa kemegahan peringatan untuk Ratu Wilhelmina pada 1948, maka datangkah ke ajang The History of Surabaya.

The History of Surabaya adalah ajang pameran benda benda vintage yang diselenggarakan di Pakuwon City Mall. Pameran benda benda vintage yang memiliki nilai sejarah ini adalah wadah bertemunya para pelaku usaha barang barang vintage dan antik kota Surabaya.

Ali Budiono, koordinator dan penyelenggara pameran, mengatakan bahwa saatnya pelaku usaha barang barang vintage dan antik ini masuk mall karena barang barang itu memiliki nilai sejarah dan nilainya layak diketahui oleh khalayak moderen.

Perekam zamab di pameran benda benda vintage The History of Surabaya. Foto: nanang

 

“Mall menjadi simbol kehidupan moderen yang secara sosial jauh dari nilai nilai tradisional. Karenanya dengan menggelar pameran yang bertajuk The History of Surabaya ini, kami mencoba untuk mempertemukan dua sumbu yang berbeda agar kita di era moderen ini tidak lupa dengan masa lalu, terlebih terkait sejarah”, jelas Ali Budiono yang mengusung sekitar 10 stand di pameran bersama pelaku usaha benda benda vintage.

Numismatik, menurutnya juga memiliki nilai sejarah bagi bangsa Indonesia. Di setiap penerbitan uang selalu tergambar potensi bangsa Indonesia mulai dari serial alam, binatang, budaya hingga tokoh tokoh bangsa. Harapannya, melalui mata uang warga negara bisa mengenal kekayaan Indonesia.

“Para kolektor numismatik luar negeri sangat suka dengan mata uang Indonesia. Mata uangnya sangat bercerita beribu kekayaan nusantara”, tambah Ali yang memiliki koleksi mata uang mulai dari era kerajaan kerajaan nusantara.

Ia juga menunjukkan pecahan mata uang koin dari era VOC dengan tahun terbitan 1600-an. Ada juga keluaran tahun 1700-an. Apalagi uang yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Hindia Belanda di era Ratu Wilhelmina.

Pameran barang barang vintage bertajur The History of Surabaya di Pakuwon City Mall ini berlangsung hingga Senin, 29 Agustus 2022.@nanang

Komentar
Loading...