Surabaya Menjadi Laboratorium Hidup bagi Mahasiswa Poltekpar Bali
REKAYOREK.ID Sebanyak 65 mahasiswa dan dosen Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali berwisata sejarah di kota Surabaya pada Rabo, 25 Mei 2022. Mereka dipandu oleh Begandring Soerabaia melalui program Surabaya Urban Track (Subtrack) dengan tujuan kawasan Simpang Surabaya.
Kawasan Simpang Surabaya secara umum terkesan biasa biasa. Setiap hari tempat ini selalu ramai dengan lalu lintas kendaraan yang melintas di jalan Gubernur Suryo. Sementara di belakang Taman Apsari juga tidak pernah sepi dengan aktivitas tongkrongan anak muda mulai dari gerobak makanan jalanan, warung, cafe hingga hotel.
Tapi secara khusus, kawasan Simpang menyimpan kisah sejarah yang patut dikunjungi. Meski kawasan ini ramai dengan kesibukan keseharian warga, tapi tidak banyak warga yang memandang kawasan ini sebagai obyek wisata bersejarah.
Surabaya Urban Track (Subtrack) memandang kawasan Simpang sebagai salah satu klaster bersejarah bagi kota Surabaya. Karenanya, Subtrack bekerja sama dengan PT. Elveka Tour dan PT. Bangun Wisata mendatangkan tamu tamu dari lembaga pendidikan pariwisata, Poltekpar Bali. Lembaga pendidikan ini adalah lembaga yang dimiliki oleh Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Bali.
Menurut salah satu dosen pembimbing, Ni Putu Evi Wijayanti, kunjungan wisata di Surabaya ini bagai materi perkuliahan. Para mahasiswa secara langsung bisa belajar dalam membuat paket paket wisata.
“Ketika Surabaya ini tidak memiliki potensi alam dan budaya sebagai daya tarik Pariwisata seperti Bali, tapi dengan mengandalkan statusnya sebagai kota pahlawan, maka kisah kepahlawanan yang dimiliki kota Surabaya bisa menjadi aset Pariwisata, wisata sejarah. Bangunan bangunan peninggalan kolonial juga menjadi obyek yang bisa dikunjungi maupun diceritakan. Surabaya tidak akan kehabisan cerita”, ujar Evi yang sekaligus menjelaskan kepada mahasiswanya.
Jelajah wisata sejarah di kawasan Simpang ini diawali dari tempat dimana arca Joko Dolog berada. Kemudian dilanjutkan berjalan ke Taman Apsari dimana patung Gubernur Suryo berada. Tujuan berikutnya adalah ke bekas museum kota Surabaya di era Hindia Belanda yang waktu itu bernama Stedelijk Museum van Soerabaia. Kini menjadi sekolah SMA Trimurti.
Gedung negara Grahadi tidak luput dari jujugan jelajah sejarah ini. Gedung ini mulai awal pembangunan di akhir abad 18 adalah sebuah istana di Simpang (Paleis van Simpang). Sekarang dikenal dengan nama Grahadi.
Tujuan terakhir adalah Balai Pemuda. Gedung ini memiliki kisah sejarah bagi kota Surabaya. Selain sebagai wujud dan bukti perkembangan kota Surabaya di awal abad 19, tempat ini adalah saksi bisu perjuangan Surabaya melawan Sekutu.
Di Balai Pemuda rombongan mahasiswa disambut oleh kelompok musik patrol yang disiapkan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya sebagai bentuk ucapan selamat datang kepada tamu tamu insan Pariwisata dari Bali. Hiburan musik patrol yang ditujukan kepada wisatawan dari Bali ini juga dalam rangka meramaikan peringatan HUT Kota Surabaya ke 729.
Mewakili Kepala Dinas, Sekretaris Dinas Sudadi menyambut langsung kehadiran mahasiswa Poltekpar Bali di halaman gedung Balai pemuda. Sudadi berharap potensi sejarah kota Surabaya dapat diperkenalkan di Bali sehingga bisa dikemas menjadi paket paket wisata sejarah. Sehingga pada gilirannya, kota Surabaya tidak sekedar menjadi kota transit, tetapi bisa menjadi kota tujuan wisata.@nanang