Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

THR Surabaya Akan Dihidupkan Kembali

REKAYOREK.ID Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya pernah berjaya dan menjadi sendi etalase seni dan budaya Surabaya. THR sangat populer di eranya. Tidak hanya menjadi jujugan selama dekade 1950, ’60, ’70 dan ’80-an, bahkan di era kolonial pada 1930 dan ’40 an, yang kala itu bernama Jaarmarkt juga sudah menjadi tempat hiburan warga Eropa di Surabaya.

Dalam perkembangan jaman, THR tidak ikut berkembang. Sebaliknya, TRH mati, bangkrut dan tutup. Lahan bekas THR sejak 2018 menjadi tempat hiburan mahluk mahluk liar. Ia menjadi belantara kota di tengah hausnya warga kota akan etalase dan panggung berkesenian dan berkebudayaan.

Walikota Surabaya Eri Cahyadi berkeinginan THR bisa hidup lagi untuk membasuh dahaga warga kota akan atraksi dan hiburan yang merakyat sesuai dengan namanya Taman Hiburan Rakyat. Semoga tidak diubah menjadi Taman Hiburan Metropolis. Direncanakan THR ini akan terlahir kembali pada akhir 2023.

Lantas akan seperti apa THR Reborn ini. Walikota mengatakan bahwa konsep wahananya tidak jauh berbeda dengan THR sebelumnya. Namun, akan diperbanyak plaza terbuka. Tujuannya, mewadahi seniman agar bisa tampil menghibur pengunjung.

“Targetnya selesai 2023 dimulai hari ini (Selasa, 24 Januari 2023). Maksimal harga tiket masuknya Rp. 25.000, terus kalau di dalamnya ada permainan beda lagi,” kata Eri lagi.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A. Hermas Thony, yang juga dikenal sebagai tokoh penggerak kebudayaan Surabaya, mencoba menterjemahkan arti “beda” sebagaimana dimaksud Walikota Eri Cahyadi.

“Kalau pemkot ingin serius dalam pengerjaan, maka hasil pekerjaan itu dapat dipastikan akan jauh lebih luar biasa ketika Pemkot bisa mengintegrasikan, merevitalisasi dan mengelola 3 unsur, yang terdiri dari THR mall, komplek THR dan Taman Remaja menjadi satu kesatuan hiburan, yang tidak lepas dari local wisdom“, papar Thony.

Thony menambahkan bahwa lokasi THR ini langsung berhadap hadapan dengan Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa di jalan Kusuma Bangsa.

“Maka, yang dimaksud dengan kearifan lokal itu adalah nilai sejarah kepahlawanan. Di depan THR adalah hamparan Kusuma Bangsa, tempat peristirahatan terakhir para pahlawan. THR juga tidak jauh dari rumah wafat WR Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya di kawasan Tambak Sari. Karenanya konsep berbeda dan local wisdom itu, idealnya mengandung nilai sejarah kota. Tidak hanya yang bersifa seni dan budaya”, jelas Thony.

 

Ketika bicara tentang wahana wahana hiburan di kota Surabaya, sudah banyak tempat tempat hiburan di kota Surabaya yang bagus dan nyaman.

“Kita jangan head to head dengan tempat tempat hiburan yang sudah tersebar di kota Surabaya. Perlu diciptakan tempat hiburan yang edukatif sesuai dengan ruh kota Surabaya. Yaitu kota Pahlawan”, tambah Thony.

Karenanya perlu dipikirkan konsep THR yang baru ini.

Sambut Baik THR Reborn

Mendengar kabar tentang akan dihidupkannya kembali THR dengan konsep baru yang sebagaimana sebelumnya, Perkumpulan Begandring Soerabaia menyambut baik.

THR Reborn akan menjadi wahana yang memadukan hiburan yang bersifat seni dan kultural, termasuk nilai sejarah, khususnya kepahlawanan. Kiranya di Surabaya ini perlu memiliki wahana yang mengusung nilai nilai sejarah. Sebagai kota Pahlawan, Surabaya belum memiliki sebuah taman yang menyajikan kesejarahan kota, kecuali museum.

Adalah kesempatan untuk merancang sebuah taman hiburan yang menyajikan nilai nilai kepahlawanan yang diwujudkan dalam sebuah atraksi di dalamnya.

“Misalkan ada atraksi teatrikal kepahlawanan dimana pengunjung bisa terlibat dalam bagian teatrikal. Juga ada photo booth yang tematik sejarah kepahlawanan dengan menyewakan pakaian pakaian para pejuang Surabaya, sehingga pulang dari THR pengunjung bisa membawa oleh oleh nilai kepahlawanan”, jelas A. Zaki Yamani, Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan Begandring Soerabaia, yang menjadi Co Sutradara Film Dokumenter Soera ing Baia dimana Walikota Surabaya Eri Cahyadi didapuk sebagai Presiden RI Soekarno.

Sementara itu, Nanang Purwono (Ketua Begandring Soerabaia) berharap pembangunan THR serta konsep konsepnya  harus maksimal, sehingga wahana ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat.

“Kelak wahana THR ini harus bisa berperan dalam pembentukan dan penanaman 18 nilai pendidikan karakter kepada warga Surabaya. Diantaranya adalah nilai rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Semuanya itu bisa dicapai dengan penyediaan wahana yang terencana dan terkonsep sesuai dengan jati diri kota Surabaya”, jelas Nanang.

Jadi, THR akan menjadi miniatur dan etalase tempat tempat bersejarah kota Surabaya, mulai dari sejarah era klasik hingga sejarah kemerdekaan. Ini serupa dengna taman mini sejarah Surabaya.

A.H. Thony sepakat dengan gagasan Begandring Soerabaia karena konsep yang diketengahkan tidak hanya memberikan pengalaman secara  intelektual (pikir) tapi juga pengalaman secara motorik (badan) bagi para pengunjung.

“Akan lebih bijak bila konsep THR baru ini dibuat dan dirancang bersama publik termasuk komunitas. Di situ akan ada partisipasi masyarakat sehingga masyarakat akan merasa ikut memiliki”, pungkas Thony sebagai tokoh penggerak kebudayaan Surabaya.@nanang

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...