Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Bahu Laweyan #13

Membalas Penghinaan Dukun Cabul

Oleh: Jendra Wiswara

Nunuk tidak tahu harus berbuat apa. Pikirannya kalut. Dia dibohongi Ki Rogo Jampi yang telah dipercayainya dapat menghilangkan kutukan.

Sejak peristiwa pertarungan tujuh hari berturut-turut itu, Nunuk harus menelan kenyataan pahit, bahwa dia hanya dijadikan budak seks dukun cabul. Hatinya teriris-iris. Sakit sekali.

Di tengah kekalutan diri, makhluk halus yang bersemayam di tubuh Nunuk kembali berbisik.

“Kamu tidak usah takut, Nuk. Kamu tidak usah kecewa. Aku tetap menjagamu. Dia sudah menjadi suamimu. Berarti dia juga menjadi mangsaku.”

“Apa?” Nunuk mengucap dengan nada tinggi. Hutan itu nampaknya tidak lagi menjadi angker, karena Nunuk mulai terbiasa berkomunikasi secara batin dengan makhluk halus dalam dirinya.

“Suamimu itu menjadi korbanku selanjutnya,” kata suara itu memastikan.

“Tapi…aku…tidak mau berbuat salah pada orang,” sahut Nunuk sesenggukan.

“Nuk, kamu tidak salah. Ini memang sudah jalan hidupmu.”

“Aku harus berbuat apa sekarang?” Tanya Nunuk pada suara tanpa wujud tersebut.

“Kembalilah ke suamimu, Nuk.”

“Aku takut dengan Ki Rogo Jampi.”

“Aku akan menjagamu.”

Nunuk masih ragu mengikuti perintah makhluk halus dalam dirinya. Namun dia harus kuat. Kali ini yang akan dilakukannya adalah membalas penghinaan Ki Rogo Jampi.

Perempuan itu memutuskan kembali ke rumah Ki Rogo Jampi setelah sebelumnya mampir ke warung untuk membeli makanan.

Di rumah, Ki Rogo Jampi telah menunggu kedatangan istrinya membawa makanan. Laki-laki itu lalu menyantap makanan tanpa curiga sama sekali. Ki Rogo Jampi menganggap Nunuk tetaplah seorang pasien yang mudah dibohongi. Dia akan selama menjadi budak seks, selalu manut perintah Ki Rogo Jampi.

Sayangnya, Nunuk telah sadar. Dia tidak mau lagi dipermainkan Ki Rogo Jampi. Bukan cuma dia, semua pasiennya jangan lagi dipermainkan oleh laki-laki tidak bermoral itu.

Usai menyantap makanan bersama, Nunuk mulai merajut manja pada suaminya. Senyumnya mengembang. Hanya, tatapan matanya yang menyiratkan kebencian.

Wajah Nunuk yang ayu rupawan sepertinya hendak memikat Ki Rogo Jampi untuk terakhir kalinya.

Ya, untuk terakhir kalinya Nunuk diperintah makhluk halus dalam tubuhnya untuk kembali mengajak suaminya berhubungan intim. Bedanya, kali ini perbuatan itu dilakukan Nunuk dengan sadar. Bahkan dia telah menjalin kesepakatan dengan makhluk halus yang bersemayam di tubuhnya untuk mencelakakan Ki Rogo Jampi.

“Ki, kita sudah bertarung tujuh hari berturut-turut. Apakah kutukan saya sudah hilang?” Tanya Nunuk pura-pura.

“Sudah hilang. Dia tidak akan menganggumu lagi.”

“Tapi kok saya masih ragu, Ki. Saya ingin ditransfer ilmu lagi. Biar semakin marem, Ki!” Rayu Nunuk tersenyum.

Melihat senyuman manja istrinya, Ki Rogo Jampi tidak bisa menolak. Pertarungan antar ilmu hitam kembali terjadi. Kali lebih dahsyat dari sebelumnya. Pertarungan antara hidup dan mati.

Giliran Nunuk menyerang membabi buta. Dia sangat agresif. Kekuatan itu didapatnya dari makhluk halus yang bersemayam di tubuhnya. Ya, kekuatan yang sama seperti kala dia membantai Pak Bondo suaminya.

Dalam pertarungan itu, Ki Rogo Jampi dibuat tak berdaya.

“Kamu hebat, Nuk. Kamu benar-benar bahu laweyan!” Puji Ki Rogo Jampi.

Namun Nunuk tidak menggubris pujian suaminya. Melihat Ki Rogo Jampi tidak berdaya, Nunuk kembali melancarkan serangan. Gairah suaminya dibangkitkan. Pertarungan tidak terelakkan.

Lagi-lagi Ki Rogo Jampi dibuat tidak berkutik. Nunuk berhasil membuktikan kata-kata makhluk halus dalam tubuhnya, bahwa suaminya itu tidak memiliki kekuatan seperti yang dikiranya. Terbukti, Ki Rogo Jampi selalu kalah dalam pertarungan mematikan tersebut.

Setelah pertarungan demi pertarungan dilalui, Ki Rogo Jampi akhirnya terkulai lemas. Dia pingsan. Tapi masih hidup.

Nunuk menyudahi pertarungan. Dia bangkit. Memandangi suami bejatnya tersebut. Wajahnya menunjukkan kekecewaan dan kegeraman.

Lalu tiba-tiba suara tanpa wujud berbisik padanya. “Nuk, sekarang pulanglah…pulanglah…” suara itu bertalu-talu dalam benak Nunuk.

Perempuan itu buru-buru merapikan pakaiannya. Berkemas. Dan, pulang.

Baru saja melangkah beberapa meter dari rumah, tiba-tiba Nunuk dikejutkan oleh suara jatuhnya pohon besar. Pohon itu terbelah dan jatuh menimpa rumah Ki Rogo Jampi.

Lalu disusul pohon besar berikutnya, juga tumbang dan mengenai rumah Ki Rogo Jampi.

Pohon ketiga tumbang lagi seperti digergaji. Tumbangnya sama. Mengenai rumah Ki Rogo Jampi.

Seketika rumah itu hancur. Sementara masih ada Ki Rogo Jampi yang pingsan di rumah tersebut.

“Pulanglah, Nuk. Jangan menengok ke belakang,” bisik suara tanpa wujud.

Nunuk mempercepat langkahnya. Dia keluar masuk perkampungan dan hutan. Meninggalkan sisa-sisa kekecewaan di rumah Ki Rogo Jampi. Kali ini kekecewaannya sedikit terhibur, sebab dukun cabul itu sudah mati. Bukan dia yang membunuh, melainkan kekuatan bahu laweyan dalam dirinya.

“Saya tidak tahu apakah harus berterima kasih sama makhluk halus yang bersemayam di tubuh ini. Yang jelas dukun cabul itu telah mati. Bukan saya yang membunuh.”

***

Nunuk meninggalkan Banyuwangi. Esoknya, dia membaca berita di koran tentang kematian seorang paranormal. Diberitakan Ki Rojo Jampi tewas tertimpa pohon di rumahnya. Di koran itu terpampang foto rumah hancur tertimpa pohon. Korbannya sedang dievakuasi warga setempat.

Nunuk tidak tahu apakah dia senang atau sedih membaca berita tersebut. Wajahnya tampak biasa-biasa saja. Namun pengalaman menjadi budak seks dukun cabul itu tidak bisa terlupakan.

Ki Rogo Jampi menjadi korban bahu laweyan yang kelima.

Semenjak peristiwa itu, Nunuk mulai berdamai dengan makhluk halus yang bersemayam di tubuhnya. Dia sering menjalin berkomunikasi.

Bahkan, Nunuk kini memiliki kemampuan baru, yakni mampu mengobati orang-orang sakit. Sayangnya, kemampuan itu tidak pernah ditunjukkan pada orang-orang di sekitarnya. Orang-orang tetap takut dengan sosok bahu laweyan. Ya, hanya segelintar saja yang datang padanya untuk meminta bantuan.

“Sejak kejadian Ki Rogo Jampi, saya mulai terbiasa berkomunikasi dengan makhluk halus yang bersemayam di tubuh. Malahan saya bisa melihat dan berkomunikasi dengan para makhluk gaib. Saat ada orang butuh bantuan non medis, saya dibantu makhluk halus itu menyembuhkan orang tersebut. Kalau dibilang saya telah berdamai, mungkin iya.”

Karena Nunuk masih tetap ingin hidup normal, dia tidak mau kekuatannya mengobati penyakit diketahui banyak orang, terutama orang-orang di kampungnya. Maka, dia memustukan untuk bekerja lagi ke Surabaya.

Di kota Pahlawan ini, Nunuk tidak kembali ke tempat di mana dia pernah menjalin asmara dengan Bayu. Baginya, Bayu adalah masa lalu. Nunuk sendiri berhasil menyelamatkan nyawa Bayu dengan memutuskan bercerai. Bahkan makhluk halus yang bersemayam di tubuhnya itu mengaku tidak bisa menganggu Bayu, apalagi sampai mencelakakan.

Kepada Nunuk, makhluk halus itu berkata saat perceraian terjadi, maka dia sudah tidak bisa mengambil nyawa Bayu. Mengingat mereka sudah berpisah.

Makhluk itu juga berkata, saat Nunuk menikah dengan Bayu, sebenarnya nyawa pemuda itu sudah terancam. Makhluk itu bersiap mengambil nyawa Bayu. Namun Nunuk kemudian memutuskan bercerai. Keputusan yang tepat.

[Bersambung]

 

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...