Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Orang Istana Di Balik Kepentingan Bisnis Ivermectin?

ICW menduga ada kepentingan bisnis di balik penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19. ICW membeberkan keterkaitan produsen obat tersebut dengan orang istana.

REKAYOREK.ID Indonesia Corruption Watch atau ICW mengungkap jejaring bisnis dan politik PT Harsen Laboratories, perusahaan yang memproduksi ivermectin.

Ya, ICW menduga ada kepentingan bisnis di balik penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19. ICW membeberkan keterkaitan produsen obat tersebut dengan orang istana.

Peneliti Korupsi Politik ICW, Egi Primayogha mengatakan jejaring ini menunjukkan dugaan adanya upaya mencari keuntungan di tengah krisis pandemi lewat relasi politik.

“Gambarannya adalah ada sebuah perusahaan mencoba mencari keuntungan dan dia menjalin relasi dengan berbagai pihak, di antaranya adalah politisi dan pejabat publik,” kata Egi dalam diskusi daring ‘Berburu Rente di Tengah Krisis’, Kamis, (22/7/2021).

Sepanjang Juni-Juli 2021, ICW menelusuri jejaring politik dan bisnis ini melalui berbagai sumber. Di antaranya penelusuran digital seperti pemberitaan media, akta perusahaan, dan sumber lainnya.

Egi mengatakan ada tiga temuan penting dari penelusuran ini. Yakni kaitan antara PT Harsen Laboratories dengan politikus PDI Perjuangan dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Menurut Egi, PT Harsen Laboratories memiliki jejaring bisnis dengan perusahaan-perusahaan lain. Direktur dan komisaris PT Harsen, Harjoseno dan Runi Adianti, terafiliasi dengan PT Seruni Mekar Jaya yang bergerak di bidang pariwisata.

Adapun pihaknya juga menemukan nama pasangan suami istri tersebut dalam dokumen Panama Papers. Mereka terhubung dengan Unix Capital Limited, perusahaan cangkang yang terdaftar di British Virgin Island. Selain itu, nama para pengurus dan pemilik saham PT Harsen ini juga tertera di PT Sentra Sukses Kencana.

Berikutnya ada nama Sofia Koswara, Wakil Presiden PT Harsen Laboratories. Kendati namanya tak tertera dalam akta perusahaan PT Harsen, Egi mengatakan Sofia memegang peran sentral dalam menjalin relasi dengan berbagai pihak.

Sofia disebut mempunyai jabatan di Front Line Covid-19 Critical Care (FLCCC), di mana anggota FLCC adalah Budhi Antariksa yang juga merupakan tim uji klinis Ivermectin dan dokter kepresidenan.

Selain itu, Sofia memiliki afiliasi dengan PT Noorpay Perkasa. Ia disebut sebagai direktur dan pemegang saham perusahaan tersebut.

“PT Noorpay Perkasa punya keterkaitan dengan KSP Moeldoko. Salah satu pemilik saham PT Noorpay selain Sofia adalah Joanina Rachma, anak Moeldoko. Joanina menjadi pemegang saham mayoritas. Dia juga diketahui sebagai tenaga khusus/ahli di KSP,” terang Egi.

Hal ini juga dikuatkan dengan sejumlah pemberitaan, di mana pada Februari 2020 Moeldoko mengatakan putrinya magang di KSP tanpa mendapat upah atau fasilitas lainnya.

“Keterkaitan Sofia dengan Moeldoko juga terlihat di beberapa kesempatan, di antaranya adalah ketika PT Noorpay Perkasa bekerja sama dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dalam hal ekspor beras. Moeldoko sebagai ketua umum HKTI,” sambungnya.

Egi melanjutkan, Sofia juga tercatat sebagai direktur dan pemilik saham PT Noorpay Perkasa dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menyangkut ekspor beras. Mantan Panglima TNI tersebut merupakan Ketua Umum HKTI. Dan kata Egi, saham terbesar PT Noorpay dimiliki oleh Joanina.

Namun demikian, Moeldoko membantah pernyataan ICW. “Berkaitan dengan anak saya dan juga HKTI, ini tuduhan berbahaya dan ngawur karena enggak ada hubungannya sama sekali,” kata Moeldoko ketika dikonfirmasi media, Kamis, (22/7/2021).

ICW juga menyeret nama politisi PDIP Ribka Tjiptaning dalam polemik penggunaan Ivermectin. Egi menyoroti nama Riyo Kristian Utomo selaku Direktur Marketing PT Harsen Laboratories sekaligus anak kandung Ribka.

Riyo berbicara di publik ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merazia pabrik PT Harsen. Namun ketika polemik ivermectin menguat, PT Harsen mengeluarkan pernyataan bahwa Riyo bukan pengurus perusahaan. Apa yang telah disampaikan Riyo juga disebut bukan pernyataan resmi perseroan.

“Nama Riyo sempat ditampik sebagai pengurus PT Harsen. Setelah kami telusuri, ternyata Riyo adalah anak kandung dari Ribka Tjiptaning politikus PDIP, anggota DPR RI yang namanya sempat menjadi kontroversi saat menolak vaksin. Kenapa PT Harsen harus repot-repot untuk mengklarifikasi Riyo bukan bagian dari mereka? Ternyata Riyo adalah anak kandung dari Ribka Tjiptaning, politikus PDIP dan anggota DPR,” ucap Egi.

Egi menjelaskan keterkaitan Ribka dengan PT Harsen juga terlihat saat perusahaan tersebut memberikan bantuan sembako dan face shield kepada Ribka. Hal itu, terang Egi, diketahui berdasarkan video amatir yang ICW dapatkan.

“Ini jadi pertanyaan. Bagaimana sebetulnya peran Ribka secara lebih jauh dalam hal Ivermectin dan lebih besar lagi, apakah ada peran PDIP di situ,” lanjutnya.

“Apakah Ribka berjalan untuk kepentingan partai ataukah kepentingan sendiri. Namun, bagaimanapun itu, Ribka tetap tercatat sebagai anggota PDIP, dia punya jabatan di situ, sehingga apa pun yang dia lakukan tak bisa dilepaskan dari PDIP,” sambungnya.

Ribka sendiri mengatakan tidak mengenal PT Harsen. Namun, ia mengatakan kemungkinan anaknya memang mengenal perusahaan tersebut. Selain itu, Ribka mengakui Baguna pernah menerima bantuan dari perusahaan tersebut lewat anaknya pada tahun lalu. Bantuan yang diterima, kata dia, berupa face shield dan hand sanitizer.

“Saya kenal dengan pengurus PT Harsen pun juga tidak,” ujar Ribka saat diklarifikasi.

Direktur Marketing Harsen Laboratories, Riyo Kristian Utomo, sempat mempertanyakan niat BPOM menghambat distribusi Ivermectin sebagai senjata rakyat dalam perang melawan Covid-19.

Namun, belakangan, perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1971 itu menyampaikan permintaan maaf atas polemik yang terjadi. Permintaan maaf dilayangkan secara khusus kepada BPOM.

BPOM dalam rilis terbarunya kembali menegaskan bahwa pihaknya belum memberi izin Ivermectin sebagai obat terapi penanganan Covid-19. Ivermectin saat ini masih dalam tahap uji klinis di delapan rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah.
Ivermectin menuai sorotan lantaran sempat dipromosikan sebagai obat terapi Covid-19. Di India, obat cacing tersebut dikeluarkan dari daftar pengobatan Covid-19.

Selain PT Harsen, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir juga meminta PT Bio Farma memproduksi obat tersebut. BPOM saat ini telah mengeluarkan expanded access programs (EAP) atau perluasan penggunaan khusus ivermectin dalam kondisi darurat. Namun BPOM mewanti-wanti agar semua pihak menghentikan mempromosikan obat cacing ini untuk terapi pasien Covid-19.[]

Komentar
Loading...