Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Giatkan Inisiasi Pentahelix Kearifan Lokal Surabaya

REKAYOREK.ID Bergerak bersama, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota, Komunitas Begandring dan Roode Brug menginisiasi program penyusunan ensiklopedia objek-objek pemajuan kebudayaan di Surabaya. Kolaborasi menjadi kata kunci.

Surabaya, 03 Desember 2021 – Ide Lokakarya Penulisan Konten Ensiklopedia Objek Pemajuan Kebudayaan di Surabaya yang digelar pada 04 Desember 2021 di Novotel Surabaya Hotel & Suites ini muncul dari diskusi bersama antara akademisi Fakultas Ilmu Budaya, komunitas pegiat sejarah, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.

Ide itu dilatarbelakangi oleh potensi kekayaan kearifan lokal budaya Arek Suroboyo yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk pendidikan atau literasi kebudayaan, sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional. Ir. Musdiq Ali Suhudi, MT, menyebut ada beragam budaya di Surabaya.

“Surabaya memiliki sedekah bumi, gulat okol, jula-juli dll. Jangan sampai karena ada modernisasi budaya tersebut luntur,” jelas Musdiq sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.

Prof. Purnawan Basundoro, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga dalam sambutannya mengatakan pentingnya kolaborasi.

“Melakukan inventarisasi, lalu menuliskannya sebagai bahan pembelajaran itu bukan pekerjaan ringan. Butuh inisiatif dan kerja sama banyak pihak. Kami mendorong pemerintah kota serta komunitas dan siapa saja untuk ikut bergiat bersama,” ujar guru besar ilmu Sejarah tersebut.

Selain terkait dengan program Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud, kegiatan ini juga tidak lepas dari amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan serta UU Cagar Budaya No.11 tahun 2010.

Salah satu tujuannya adalah agar ketahanan budaya lebih kompetitif menghadapi globalisasi dan pengaruh budaya asing, serta revitalisasi warisan budaya baik benda maupun tak benda.

Sebagai salah satu stake holder gerakan literasi kebudayaan, Dispusip yang dipimpin oleh Ir. Musdiq Ali Suhudi ini memang banyak membuat inovasi dalam gerakan literasi. Virtual Tour, Taman Kalimas, e-TBM, adalah beberapa inovasi yang hingga kini dimanfaatkan luas oleh publik Surabaya.

“Dispusip sebagai sumber informasi melakukan berbagai upaya untuk menginventarisasi, mendokumentasikan dan mempublikasikan kekayaan budaya yang ada di Surabaya, agar bisa dinikmati dan sekaligus dijadikan bahan edukasi masyarakat, diperlukan pengelolaan yang memanfaatkan teknologi informasi, termasuk media media sosial yang ada,” jelas Musdiq lagi.

Kegiatan ini juga melibatkan peran komunitas yaitu Komunitas Roode Brug Soerabaia dan Komunitas Begandring Soerabaia. Keberadaan komunitas sebagai salah satu komponen pentahelix kebudayaan (akademisi, komunitas/pelaku, pemerintah, media, dan industri) memang sangat vital bagi tumbuhnya ekosistem pemajuan budaya.

Wani Nulis, Wani Nggawe Sejarah, Rek!.

Salam Literasi.[]

Komentar
Loading...