Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Masuk ke Zaman Romawi di kota Nijmegen Belanda

REKAYOREK.ID Memasuki hari ke dua (27/7/23) forum Urban Heritage Strategies 2023 di kota Rotterdam, Belanda, yang dihadiri 20 peserta dari negara negara mitra Pemerintah Kerajaan Belanda, materi bahasan langsung menuju ke kota kuno yang sudah ada sejak era Romawi, sebelum Masehi.

Kota kuno ini bernama Nijmegen. Letaknya di tepi sungai Waal, dekat dengan perbatasan Jerman. Jarak Nijmegen dari Rotterdam sekitar 120 km.

Dengan menggunakan bus, perjalanan dapat ditempuh sekitar 1 jam ke arah barat kota Rotterdam. Setibanya di kawasan Kota Tua Nijmegen, pemandangan kekunoan kota langsung menyambut mata wisatawan, termasuk peserta Urban Heritage Strategies. . Rumah rumah tua, situs arkeologi, museum, hotel, restoran, toko souvenir dan lain sebagainya yang bersifat turistik tidak luput mencuri pandang mata pendatang.

Suasana jalan utama kota tua Nijmegen. Foto: nanang

 

Dua orang dari peserta UHS bertindak sebagai pemandu rombongan UHS 2023. Keduanya orang yang tepat dalam memandu rombongan. Mereka dapat menjelaskan isu isu tentang heritage kota kuno Nijmegen, termasuk kasus kasus yang akan menjadi bahasan forum.

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah situs kota kuno, yang sudah ada sebelum Masehi. Letaknya ada di sebuah gundukan bukit kecil di Oud Stad van Nijmegen. Sekarang disebut Valkhof Park. Bukitnya sangat hijau, kontras dengan sekitarnya yang berbatu (gedung bangunan).

Di depan kapel Nicholas di Valkhof Parkir, situs arkeologis. Foto: nanang

 

Di balik bukit kecil inilah tersimpan peradaban dari zaman Perunggu. Namun kemudian mereka terusir oleh orang Romawi yang kemudian membangun sebuah pusat peradaban baru, castrum. Diduga, peradaban ini sudah ada pada 12 SM. Penemuan peninggalan Romawi menunjukkan bahwa orang Romawi telah tinggal di sana. Diperkirakan sampai abad ke-4.

Kini peninggalan zaman Romawi itu dapat dilihat di bawah tanah di dalam museum di area bawah bukit. Ketika memasuki ruang museum, pengunjung tidak mengetahui akan keberadaan sisa sisa peninggalan bangunan orang Romawi. Museum nya dirancang moderen dengan aneka souvenir dan buku buku. Tidak ada artefak layaknya sebuah museum, kecuali menuruni tangga dan memasuki ruangan bawah tanah. Itulah artefak nya yang masih insitu.

Diskusi jalanan atas pandangan mata. Foto: nanang

 

Artefaknya adalah bekas bangunan yang terbuat dari struktur batu Roman, batu bata dan tanah. Lantai terbuat dari struktur bata. Memasuki ruangan bawah tanah dengan tata ruang dari sebuah kastil, dapat dirasakan sensasi menapaki jejak orang orang Romawi pada masa sebelum Masehi.

Lorong sempit dan naik-turun di situs Romawi. Foto: nanang

 

Lorong lorong dalam ruangan kastil Romawi banyak berkelok dan sempit serta naik dan turun. Sesuai dengan gambar dan litografi, dulu bagian atas dari struktur ini menjulang tinggi di tepian sungai Waal. Lokasinya strategis, langsung menghadap ke arah sungai besar yang hampir menjadi perbatasan dengan Jerman.

Pada bagian luar dari museum masih terlihat bagian dari tembok tembok kastil yang tinggi besar. Terbuat dari struktur batu bata yang sekilas seperti struktur bangunan candi ala Majapahitan di Jawa Timur.

Di sepanjang tepian sungai Waal, di sisi kastil, pernah terdapat tembok yang menjadi penguat area kastil. Hingga saat ini, bagian dari tembok masih kelihatan dan dipertahankan sebagai tetenger dari pernah adanya sejarah dan peradaban kota Nijmegen.

Sementara di atas situs peradaban Romawi, di atas bukit kecil, terdapat peradaban yang lebih baru seiring dengan peradaban yang berkembang. Diantaranya adalah Kapel Nicholas dan kapel Martin (reruntuhan Barbarossa). Barbarora adalah sebuah istana yang dibangun oleh Kaisar Frederik Barbarosa pada 1155 M. Secara arsitektur memiliki kekhasan ala Roma.

Kini, jejak orang orang Romawi itu menjadi ikon kota Nijmegen yang meskipun kota ini semakin moderen, namun jejak jejak masa lalunya harus tetap menjadi perhatian. Bahkan dalam proses pembangunan kota, masa lalu dapan menjadi acuan yang bijak dalam menatap masa depan. Itulah mengapa studi kasus forum Urban Heritage Strategies 2023 bertempat di kota kuno Nijmegen.@nanang

Komentar
Loading...